Oleh: Abdul Azizurrahman
- Pengantar
Bagi Islam, perempuan itu unik. Karena Ia menempati posisi tersendiri yang tidak dimiliki laki-laki. Al-Qur’an sendiri memiliki surah khusus tentangnya, yaitu surah An-Nisa. Sementara untuk laki-laki, maaf saja, tidak ada. Menurut hemat saya, fakta ini merupakan design Allah SWT yang memiliki tujuan tertentu. Tugas kita sebagai hamba Allah untuk mengkajinya lebih jauh, dalam rangka kemanfaatan bagi kehidupan yang lebih baik.
Dalam perspektif Sosiologis, perempuan selalu dibebani tanggungjawab. Ia selalu dituntut untuk sukses sebagai anak, istri, ibu, dan anggota masyarakat. Perempuan harus hebat, karena ia ibu Negara dan pengasuh bangsa. Di tangan perempuan kelangsungan hidup bangsa ditaruhkan. O, sungguh malang nian nasib jadi perempuan ! Atas nama tanggungjawab, ia harus memikul beban berat kemanusiaan. Karena itu, supaya kita tidak terjebak dalam ketidakadilan atas perempuan, maka Islam hadir dalam perspektif keilahian; menempatkan Perempuan dalam martabat yang benar.
Terlepas dari issu SARA, kita semua bersepakat: Perempuan harus sehat, terhormat, bermartabat, dan dicintai. Hajat dari tulisan ini adalah mengembalikan Perempuan dalam martabat yang benar. Tanpa menambah beban tanggungjawab kepada dirinya. Kita hendaknya memulai dari diri sendiri. Meminjam konsepsi Durkheim, kita adalah konstruksi masyarakat. Jadi jatidiri Perempuan itu bentukan dari masyarakat.
- Pandangan Islam
Islam memandang Perempuan memiliki banyak keistimewaan dan lebih unggul dibandingkan laki-laki. Di dalam Al-Qur’an telah banyak memberitahukan kepada kita semua tentang kedudukan Perempuan dan emansipasinya dengan kaum laki-laki. Perempuan memiliki esensi dan identitas yang sama dengan laki-laki. Subhanallah, begitu mulianya seorang Perempuan di dalam pandangan Islam.
Jika kita menghitung-hitung berapa jumlah keistimewaan Perempuan dalam Islam, tak kan terhitung memang. Namun ada beberapa yang kita ketahui dari beberapa ilmu yang didapatkan. Kita saling berbagi dan saling memberi ilmu serta pendidikan bagi kaum muslimah khususnya. Ketahuilah, bahwa Islam telah memuliakan Perempuan. Lalu Perempuan yang seperti apa yang bisa mendapatkan keistimewaan itu? Ini ada beberapa yang mungkin jika kita melakukannya dengan niat lillahita’ala, insyaaAllah, Allah tidak akan pernah mengingkari janji-janjiNya termasuk dalam memberikan kemuliaan pada seorang Perempuan.
Kalau kita mau mencermati, sungguh Perempuan sangat dimuliakan dalam Islam. Betapa banyak sudah buku-buku yang membedah habis mengenai Perempuan, karena memang Perempuan adalah makhluk yang unik dan istimewa. Dalam Al-Qur’an saja dapat kita lihat betapa banyak hukum yang dikhususkan untuk Perempuan, hal ini bukan dikarenakan kaum Perempuan itu lemah dan banyak kekurangan. tetapi karena Allah sangat peduli dan sayang terhadap Perempuan.
Berbagai pertanyaan yang seringkali muncul seperti, apakah ibadah kita bernilai setara dengan ibadah kaum laki-laki ? apakah kaum hawa dapat memperoleh kemuliaan setara dengan kaum adam ? padahal ada beberapa hal yang menghalangi kaum Perempuan untuk beribadah (sholat, puasa, dll). pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang kemudian membawa kita kepada keraguan dalam beribadah. dan Allah telah telah menjawab pertanyaan itu dalam Al-Qur’an, begitupun Allah juga telah menunjukkan kecintaannya pada Perempuan dan selalu mengutamakan Perempuan.
Beberapa nukilan al-Qur’an terkait dengan Perempuan, saya petik dari beberapa sumber tulisan :
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”( Q.S. Al A’raaf : 26).
“Katakanlah kepada Perempuan yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau Perempuan-Perempuan Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap Perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat Perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. An Nuur : 31).
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. An Nuur : 60).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah”. (Q.S. Al Ahzab : 53).
- Tantangan Bagi Perempuan Untuk Sukses
Menjadi Perempuan sukses itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh tekad kuat dan kerja keras. Terlebih lagi, dewasa ini paternalistik dan hegemoni kaum laki-laki telah begitu lama mengekang kehidupan kaum Perempuan. Saya tidak menganjurkan Perempuan melakukan “pemberontakan” atau apalagi melakukan tindakan anarkis yang melampaui kodratnya. Justru saya menganjurkan kaum Perempuan kembali merengkuh kodratnya untuk setara dengan laki-laki.
Sukses itu tidak bisa sendiri. Butuh kebersamaan dengan banyak pihak. Termasuk juga kaitannya Perempuan untuk sukses dalam hidup dan kariernya. Perempuan butuh kerjasama dengan laki-laki atau pihak lain yang terkait. Ia tidak meninggalkan kodratnya dan berkembang sesuai potensi, minat, dan bakatnya.
Berikut ini saya petikkan dari berbagai sumber 10 tantangan bagi Perempuan untuk sukses dalam kehidupannya, yaitu :
- Perempuan yang sholehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang sholeh.
- Perempuan yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam surga.
- Surga itu di bawah telapak kaki ibu.
- Perempuan apabila salat lima waktu, puasa pada bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.
- Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga lebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun).
- Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.
- Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad dijalannya.
- Seorang perempuan solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
- Istri yang melayani dengan baik suami yang pulang kerumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala layaknya berjihad.
- Jika Istri melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun sholat.
Jika Perempuan mampu menjadikan 10 tantangan itu sebagai motivasi dalam rangka memperbaiki diri, maka jaminannya adalah hidup bahagia dan surga. Tinggal kini berpulang pada Perempuan itu sendiri, mau atau tidak untuk menjadikan dirinya lebih baik dan terus berkembang menjadi insan kamil.
- Solusi
Islam hadir sebagai konstruksi final perspektif ilahiah atas manusia. Sebagai satu keyakinan, Islam itu agama Langit terakhir. Sepanjang sejarah agama-agama dunia (Mana, Zoroaster, Hindu, Budha, Yahudi, Nasrani, dan Islam), posisi Perempuan cenderung lebih berat ke kanan dianggap jelmaan Tuhan atau lebih berat ke kiri sebagai jelmaan syaitan. Islam justru menempatkan Perempuan dalam posisi di tengah sesuai kodratnya.
Sesuai kodratnya pula, Perempuan tidak bisa berdiri sendiri. Ia hadir atau menjadi apa dirinya ditentukan oleh relasi-relasi dengan pihak-pihak di sekelilingnya. Ia bukan makhluk hampa yang bebas dari pengaruh ruang dan waktu. Ia adalah konstruksi sosial. Islam sendiri dalam kaitannya dengan relasi sosial, lebih banyak menempatkan Perempuan dalam posisi superior; lebih dulu ditaati dari Bapak, surga di telapak kaki Ibu, dan perhiasan paling berharga. Hanya saja, sosok perempuan dan laki-laki merupakan dua pihak yang saling melengkapi, tidak ada yang superior atau inferior.
Di awal bukunya berjudul Perempuan, M. Quraish Shihab menulis dalam tajuk Sekapur Sirih :
“Perempuan diciptakan Allah untuk mendampingi lelaki, demikian sebaliknya. Ciptaan Allah itu pastilah yang paling baik dan sesuai buat masing-masing. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana pasti pula lelaki adalah yang terbaik untuk menjadi pendamping perempuan, karena tidak ada ciptaan Tuhan yang tidak sempurna dalam potensinya saat mengemban tugas serta fungsi yang diharapkan dari ciptaan itu. Sang Pencipta pasti Maha Mengetahui kebutuhan lelaki dan perempuan serta apa yang terbaik lagi sesuai bagi masing-masing. Dia pula yang memberi petunjuk untuk tercapainya dambaan kedua jenis kelamin itu, antara lain berupa ketenangan dan ketentraman hidup.”
Meminjam konsepsi Jung perihal unsur anima dan animus (baca: unsur laki-laki dan unsur perempuan) dalam diri manusa. Kedua unsur itu ada dalam diri manusia; penentuan status laki-laki atau perempuan seorang individu tergantung dari unsur apa yang dominan dalam dirinya. Perihal alat kelamin yang dimiliki individu hanya bersifat komplementer atau aksesoris kemanusiaan. Sehingga tidak heran banyak muncul predikat banci atau penyimpangan seksual lainnya.
M. Quraish Shihab (2006:149) menegaskan :
“Tidak ada perbedaan dari segi asal kejadian antara lelaki dan perempuan. Sekian kali kitab suci al-Qur’an menegaskan bahwa “ba’dhukum min ba’dh” (sebagian kamu dari sebagian yang lain). Ini adalah satu istilah yang digunakan untuk menunjukkan kesetaraan/ kebersamaan atau kemitraan sekaligus menunjukkan bahwa lelaki sendiri atau suami sendiri, belumlah sempurna – ia baru sebagian – demikian juga perempuan, sebelum menyatu dengan pasangannya baru juga sebagian. Mereka baru sempurna bila menyatu dan bekerja sama. QS Ali Imran (3): 195 yang menggunakan istilah tersebut berpesan bahwa, baik lelaki maupun perempuan lahir dari sebagian lelaki dan sebagian perempuan, yakni perpaduan antara sperma lelaki dan indung telur perempuan. Karena itu, tidak ada perbedaan dari segi kemanusiaan dan derajat antar-mereka.”
Oleh karena itu, menjadi amat penting di sini adalah sosialisasi dalam keluarga. Sigmund S. Freud sendiri menegaskan, kepribadian manusia terbentuk pada usia 0 s/d 5 tahun, setelah usia itu hanya perkembangan kepribadian saja. Artinya bahwa, bilamana kita menginginkan sosol Perempuan yang sehat maka harus membentuk dulu rumah tangga yang sehat. Saya menyakini, keluarga sehat memiliki korelasi positif dengan anak sehat. Islam juga menekankan supaya durasi menyusui bagi Balita hendaknya minimal dua tahun.
Satu statemen awal, Perempuan akan sukses sebagai anak, istri, ibu, dan anggota masyarakat diawali dari pendidikan dalam keluarganya. Sehingga kita semua hendaknya memusatkan perhatian dan kepedulian untuk mengawal pendidikan dalam keluarga. Bahkan di Jepang sudah menjadi tren Perempuan-Perempuan kariernya mulai bekerja dari rumah. Bekerja dekat dari keluarganya.
Fakta mengejutkan kita semua, saat ini kondisi lingkungan keluarga di Indonesia sungguh memprihatinkan. Banyak berita-berita perihal kasus-kasus pelecehan seksual, kekerasan terhadap anak, perdagangan bayi, hingga pembunuhan terjadi dalam lingkungan keluarga. Bahkan kasus pengeroyokan Anak-Bapak terhadap Guru dua atau tiga hari lalu secara langsung atau tidak mempertunjukkan hubungan diametral antara lingkungan keluarga versus lingkungan sekolah. Orang tua kehilangan kepercayaan pada guru dan sebaliknya.
Tentu saja, kita tidak boleh menempatkan lingkungan Keluarga sebagai pesakitan yang harus dihukum. Himbauan bijaksana, mari kita semua mulai peduli pada pendidikan dalam lingkungan keluarga. Bagaimana caranya ? Kita tengok kembali ke keluarga masing-masing dan bekerja sesuai kemampuan untuk membantu sesama di lingkungan keluarga lainnya khususnya tetangga dekat rumah.
- Penutup
Tidak ada kata lain, untuk membentuk Perempuan sukses itu harus kita semua mengawasi dan menjaga lingkungan Keluarga. Semoga Allah SWT merahmati munculnya perempuan-perempuan sukses dari keluarga-keluarga di seluruh Indonesia, sehingga tercapai Indonesia yang berdaya saing dan bermartabat.
Demikian sekelumit pemikiran.